"Hmm. . ." suara endusan
itu sudah terdengar untuk yang ke-tiga kalinya. Itu dimulai saat malam tiba
tepatnya dimalam selasa kliwon saat otak harus di paksakan untuk menghapal dan
berfikir keras.
Cukup dengan 1 jam lebih 16 menit
saja Rima si gadis berkacamata berlensa dua setengah itu menyerah untuk
berhenti belajar. Akhirnya ia mulai beranjak ke depan tv tepat pukul 9 untuk
menyaksikan acara tv kesayangannya.
Entah kebiasaan atau karena
keasyikan menonton, Rima tak sadar bahwa hari telah berganti meskipun matanya
telah berkedap-kedip seperti ingin mengajak kita berdisko malam itu.
Lima menit setelah menyadari hal
itu, terdengar suara "CEKKLEK !", suara ganggang pintu terbuka.
Sosok pria lebih dari setengah abad
yang tinggi gemuk memakai sarung keluar dari kamarnya.
"Kenapa kamu belum tidur,
besok kamu masih mid kan ? Bapak juga nggak ngeliat kamu belajar dari
tadi" kata pria yang adalah ayah dari Rima.
Sontak Rima kaget dan matanya yang
cukup besar itu semakin terbuka seperti ingin pecah. Padahal setiap kali
ayahnya keluar dari kamar hanya untuk sekedar mengecek atau ke kamar kecil,
Rima pasti tau dan cepat-cepat mematikan apapun yang masih menyala agar tidak
ketahuan.
"Iya pak, lagi bagus nih tapi
tadi udah kok belajar satu jam-an" tutur Rima agak tergagap-gagap tak
biasanya.
"Ntar-kamu-kalo lagi ada mid
atau smesteran jangan kamu tidur sampe jam segini, lelah bapak ngomong sama
kamu. Apa coba ntar yang kamu mau jawab pas mid. Cepet tidur sana !"
"Ya pak" hanya itu yang
dapat keluar dari mulut Rima.
Akhirnya ia terlelap dan. . .
kaget untuk ke dua kalinya karena
mengetahui jam sudah seenaknya menunjukan pukul 06.30.
"Ih, sial. . ."
". . .nggak ada yang bangunin,
lagi." gerutu rima dalam hati.
Dengan menghabiskan waktu 28 menit
saja, Rima telah siap untuk ke Sekolah.
Rima terpontang-panting berlarian
dari tempat parkir menuju kelas. Yang dilihat nya hanya beberapa makhluk yang
baru datang.
"Hmm" endusan itu
terdengar kembali, kali ini bukan Rima. Lalu datanglah seorang wanita yang langsung
merebahkan diri di samping bangku Rima.
"Tumben cepet, rim" kata
Via datar terlihat tidak semangat, ia adalah gadis berkulit hitam manis yang
memiliki gaya manja yang menjadi ciri khasnya sekaligus teman dekat Rima.
"Iya nih, capek gue" kata
rima ikut ikutan memasang muka datar sedatar-datar nya.
"Hey hey" sapa Mawar,
gadis berkulit kuning langsat yang punya hobi nyubitin kulit sampai nembus dari
daging ke daging itu mulai ikutan nyempil diantara mereka.
Namun (Teeetttttttttt !) teriakan
bel menandakan mid pertama akan di mulai. Hari ini mid sudah berjalan 5 hari
dan hari ini juga menjadi hari khusus kelas X ada tiga pelajaran yang akan di
mid kan. Pertama Aqidah Akhlaq, English Tourism, dan Geografi.
Setelah Aqidah Akhlaq lewat,
English Tourism mulai menuai kontrofersi karena bahasa yang digunakan bukan
bahasa asli indonesia.
Akhirnya Geografi pun di mulai.
Pembagian lembar jawaban sudah, lembar soal sudah, hanya tinggal mengisi lembar
jawaban yang masih bersih seperti telah dicuci dengan pemutih.
Sebelum mid pelajaran geografi
dimulai, Rima dan Via sudah bersekongkol untuk membuat selipan contekan karena
mereka berdua sama sekali belum belajar geografi.
Soal nomor 1 lalu 2 lalu 3 lalu 4
dan 5 sudah terjawab. Karena hanya sedikit membuat contekan, tepat di soal
nomor 6, pulpen yang awalnya gesit menulis tiba-tiba diam-Shock seperti orang
amnesia, lupa dengan apa yang dilakukannya barusan.
Soal nomor 6 7 8 kosong.
Untung pada nomor 9 dan 10 ilmu
mengingat Rima berguna di sini dan Via hanya tinggal menyalin tak peduli betapa
banyak urat yang sudah terbentuk di wajah Rima saking gelisahnya.
"Vi, liat sana di Ucil. Dia
udah buat contekan dua lembar tadi. Pinjem sana." bisik Rima pada Via yang
masih asik menyalin.
Satu menit kemudian. . .
"Eh, mintak nomer 6 7 sama 8
atau Pinjem contekan mu dah satu."
"Eee. Ntar dulu belom selese,
Vi. Ntar kamu ndak kembaliin lagi, apalagi model kamu apalagi Rima" kata
Ucil, si gadis lumayan baik, sangat pemalu, namun pengeluh dan suka bikin kesel
orang ini berbisik dari belakang tempat duduk Rima.
Karena tidak ingin membuat ribut
dan takut membangunkan tidur lelap sang pengawas Rima dan Via pun menunggu
sampai si Ucil selesai menyalin.
Tak lama 6 menit kemudian contekan
itu sampai pada tangan Via Dan . . .
"Nih, cepet. Selipin di papan
sama soalmu" kata Via seperti memberikan arahan.
Segera setelah itu Rima merapat
karena ia sama sekali tak menggunakan kacamatanya dengan alasan bahwa, ia
memang tak terlalu menyukai memakai kacamata.
3 menit kelas sepi, sunyi dan
senyap. Tiba-tiba Ucil bangkit dari tempat duduknya setelah menggerutu karena
banyak jawaban yang tak ia ketahui.
Ia ke depan menuju tempat
dikumpulkannya tas, lalu . . .
"Sreettttt" bunyi tas
terbuka.
Dan di ambillah "PLUKK"
buku LKS Geografi tanpa sepengetahuan pengawas.
Anak-anak lainnya pun tertawa
dengan berbagai macam gaya, ada yang tertawa lepas, karena ikut-ikutan, jaim,
sinis, simpul, kalem, sambil mengangga dan lainnya.
Sungguh luar biasa, betapa ada
manusia semacam ini yang pemberani melebihi melakukan sebuah uji nyali.
Hanya butuh tak sampai 1 menit,
kelas kembali terasa mencekam karena terlalu sepi. Tapi masih terdengar
bisikan-bisikan yang sedang memperdebatkan jawaban dari posko paling belakang.
Tak hanya mereka ber-empat yg menyontek,
tapi seluruh warga kelas ini bergotong royong untuk mengisi lembar jawaban
bersama-sama.
Setelah selesai menulis contekan
tadi, Rima dan Via baru menyadari jawaban No 8 tidak ada.
Kepala yang awalnya lurus berfokus
pada lembar contekan tiba-tiba miring 150
derajat menghadap belakang.
"Heh Nuri, mintak dong no 8
?" bisik Rima.
"iii, ntar dulu. Atau gini dah
mintak no 10 mu ntar tak tulisin no 8. Sini lembar soalmu" balas Nuri,
gadis pendiam dan akan bicara jika diajak bicara ini sekaligus teman duduk
ucil.
Setelah diberikan, 3 menit kemudian
Rima balik melihat ternyata Nuri beserta satu Makhluk di sebelahnya sedang
mengerumuni sesuatu, mereka sedang menulis jawaban no 10 milik Rima namun tidak
menuliskan balik jawaban no 8 yang dipinta Rima.
Lantas Rima geregetan dan Sebal
dengan dua Makhluk di belakangnya itu.
Akhirnya, via yang daritadi
melanga-melongo seperti hampir habis kehilangan nyawa, bertindak juga dengan
mencontek langsung no 10 dari lembar milik Nuri.
(Zeeeettt !) suara lembar jawaban
Rima yang baru saja diambil kembali dengan paksa.
Tepat pukul 01.00 siang, ada riya
yang sebagai pengumpul pertama. Dia biasanya mengumpulkan lembar jawaban jika
sudah ada setengah dari jumlah siswa yang mengumpulkan duluan.
Setelah melihat lembar soal mereka
penuh, Rima dan Via mengumpulkannya lalu pergi ke kantin untuk sekedar melepas
dahaga.
Saat ingin balik, di perjalanan
mereka bertemu dengan Isni, gadis berkulit sawo belum matang dan bulat lat lat
itu sekaligus murid kelas sebelah yang juga teman Rima dan Via. Ia ingin
bercerita tentang Ibu nya yang begitu marah karena telah menghilangkan helm dua
kali di sekolah saat ekskul berlangsung.
Sebenarnya yang dipermasalahkan
ibunya itu bukan seberapa harganya, tapi yang dipermasalahkan adalah mengapa keamanan
di sekolah yang sudah jelas amannya masih saja ada barang yang hilang.
Saking semangatnya bercerita, asap
dikepala Isni mengepul kembali mengobarkan semangat 45. Setelah Isni puas
dengan mencurahkan segala isi hati nya. Mereka pun pulang dan membawa fikirin
atas masalah mereka sendiri menuju rumah masing-masing.
( 09/04/13 ) by : Rp_ditha
Maaf bila ada hati yang tersakiti
:D
Jas For Fan, meton :D
Casino Del Sol – California (CA) – Casino Review - KPBS
BalasHapusIn 부산광역 출장안마 this review, we've 거제 출장안마 put together a detailed analysis and หารายได้เสริม review of the Casino 이천 출장안마 Del Sol 광양 출장마사지 – California (CA) online gambling site.